Perhatikan Dampak Marah Pada Anak jika Sering Dimarahi dan Tips Mengelola emosi dan cara agar tidak mudah marah pada anak
Dampak Marah pada Anak Jika sering dimarahi
[caption id="attachment_912" align="aligncenter" width="300"] Dampak Marah pada Anak Bayi Balita dan Tips Mengelola Emosi dan meminta maaf pada anak[/caption]
Dampak marah pada anak dan cara mengelola emosi dengan baik memang seharusnya kita ketahui sebagai Orang tua, agar dapat menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terjadi pada kita dan anak, sebab kita lihat saja berita di televisi baru-baru ini misalnya, ada saja Ibu yang tega menganiyaya Anak kandung sendiri yang justru anak tersebut masih Balita dan tentu saja belum mempunyai kekuatan untuk melawan atau setidaknya membela diri. Hingga pada akhirnya Balita tersebut Koma sampai berita tersebut diturunkan pada 22 Maret 2018. Semoga saja balita tersebut dapat sembuh dan sehat kembali ya. Memarahai anak, apalagi pada balita yang sering dimarahi atau dibentak memang beragam efek sampingnya.
Terlepas dari Marah pada anak itu dengan kasar atau tidak, dengan membentak nada halus atau tidak, tetap saja yang namanya memarahi itu sebenarnya tidak dianjurkan, apalagi terhadap anak yang pada usia anak sedang berkembang, misalnya Marah pada anak usia 2 tahun. Hal ini disengaja atau tidak, disadari atau tidak, dapat mempengaruhi sel-sel otak anak yang sedang berkembang.
Dampak Marah pada anak mungkin saja belum terasa pada saat itu, namun bisa saja dirasakan nanti ketika anak mulai beranjak dewasa, hal-hal yang pernah dilakukan Orang tua pada anak itu memang terbukti terekam oleh ingatan anak dan memori anak yang masih sangat polos dalam menerima hal yang terjadi di sekitarnya, terutama di dalam keluarganya.
Haruskah Orang tua marah saat anak bermain?
Kadangkala memang kita sebagai Orang tua sudah berusaha bersabar dalam menghadapi anak terutama anak balita, yang sedang ekspresif bahkan agresif dalam bermain, sedang senang-senangnya mengekspresikan dirinya dalam suatu hal, misalkan pada balita yang aktif, senang bermain-main di rumah dengan mainannya, dan menghamburkan mainannya dengan sesaat, bisa saja menjadi salahs atu penyebab Ayah atau Ibu marah pada anak, apabila Orang tua tidak dapat mengendalikan dan Meredam Emosi pada anak tersebut.
Jika terlalu sering dimarahi, akan menjadi hal negatif sebagai Dampak marah pada anak.
Ketahui penyebab marah pada anak
Untuk itu, Orang tua tentu saja harus mengetahui apa saja Penyebab Mudah marah dan emosi pada anak, Serta mengetahui berbagai cara mengelola emosi dengan baik agar dampak marah pada anak bisa dihindari sedini mungkin.
Berikut alasan jika Anak sering dimarahi, berbagai Dampak marah pada Anak:
1.Mengurangi rasa Percaya diri anak.
Anak yang sering dimarahi bisa saja merasa apa yang Anak lakukan dianggap selalu salah, sehingga bisa menimbulkan Anak menjadi Kurang atau tidak berani lagi melakukan sesuatu hal yang baru, yang sebenarnya itu adalah proses daya naluri anak untuk berekspresi terhadap apa yang dia lakukan dikesehariannya, seperti bermain.
Salahkah Anak yang Menghamburkan Mainannya?
Mungkin bisa saja kita yang mengatakan Anak berlaku Salah, walaupun sebenarnya tindakan anak tidak salah, hanya saja perasaan kesal dan kecewa pada anak yang misalnya sudah menghamburkan mainan ke lantai yang membuat ayah atau ibunya marah.
Padahal kalau dihadapai dengan pengelolaan emosi yang bijak dan tidak terburu-buru dalam memarahi anak, kita fikirkan saja, Anak hanya menghamburkan mainan yang sebenarnya bisa dirapihkan kembali, bisa kita ajak anak untuk merapihkan kembali mainan yang telah dia hamburkan
Cara ini juga termasuk cara mendidik anak agar Bertanggung jawab pada apa yang dia kerjakan. Bukan dengan cara memarahi anak yang kedepannya hanya menimbulkan efek samping negatif pada Anak hanya gara-gara hal kecil.
2.Membangunkan rasa Trauma pada Anak
Dampak marah pada Anak bisa saja menimbulkan rasa trauma pada anak. Anak menjadi takut berlebihan pada Orang tua, lalu ketika anak sudah besar dan ingin menceritakan sesuatu hal yang dia lewati, anak merasa enggan menceritakan sebab takut jika hal itu salah lalu dimarahi.
Padahal Orang tua lah yang anak inginkan untuk tempat bercerita dan mendapatkan petuah dari Orang tuanya sendiri dalam mengarungi hidup apalagi anak yang baru memasuki Sekolah misalnya, sangat butuh bimbingan dari Orang tua tentunya.
3.Anak menjadi sangat segan yang berlebihan pada Orang tua
Merasa segan pada Orang tua itu memang ada baiknya, namun jika segan yang berlebihan, menurut Junipedia itu kurang baik. Sehingga pada anak yang sering dimarahi, ketika dia melakukan sesuatu hal yang berlum pernah dia lakukan, namun takut jika salah, dia selalu bertanya pada Orang tuanya misal "Mau ini boleh?" dan sebagainya.
Pertanyaan itu memang simpel, tapi sebenarnya ada hal yang tersirat dari pertanyaan anak tersebut, misalkan saja anak sunguh segan dan takut akan dimarahi jika salah, sehingga akan selalu dan terus bertanya setiap ingin melakukan suatu hal, meskipun hal itu adalah hal kebaikan sebenarnya.
4.Dapat merusak Sel Otak pada Anak
Dampak marah pada anak, apalagi sering dimarahi sejak Usia anak masih Bayi dan Balita, diketahui dapat merusak Sel-sel Otak pada anak, hal ini yang sangat dihindari tentunya. Dilansir dan dirangkum dari wajibbaca, dari sebuah Buku yang berjudul :
"Whats going on in There? How The Brain and Mind Develop in The First Five Years of Life"
Yang dapat disimpulkan arti dari judul buku tersebut adalah tentang "Apa yang sedang terjadi di sana?(pada Otak anak), Bagaimana Otak dan Fikiran Berkembang dalam Lima tahun pertama pada kehidupan Anak sejak dilahirkan"
Buku tersebut karya dari Lise Eliot, Phd, Seorang NeuroScientist dari Chicagi Medical Shcool.
Pada bukunya tersebut, Lise Eliot mengungkapkan tentang Fakta dari Penelitiannya pada Otak Bayinya sendiri, dengan memasang alat khusus berupa perangkat pada kepala bayinya, yang terhubung dengan jaringan ke komputer agar dapat melihat perkembangan terutama pada Otak bayinya di layar monitor. Lise Eliot mengungkapkan yang intinya seperti ini:
"Ketika Bayinya terbangun, kemudian ia memberi bayinya ASI, lalu yang muncul pada layar monitor adalah gambar-gambar pembentukan rangkaian yang indah dari Sel-Sel Otak bayinya.
Lalu ketika tidak sengaja Anak yang sedang mendapatkan ASI tersebut menendang sebuah kabel komputer, Ibunya kaget dan spontan berteriak dengan berkata "Tidak"/"No". Teriakan seperti ini saja dapat membuat Bayi mejadi terkejut, lalu mempengaruhi Sel-Sel pada Otak Bayi, Hal ini dapat terlihat pada Monitor yang dipasang Lise Eliot tersebut memperlihatkan Gambar sel otak yang menggelembung (yang semakin membesar) layaknya balon lau kemudian gelembung tersebut pecah dan berubah warna, yang disimpulkan dapat menandakan bahwa terdapat kerusakan pada sel-sel otak Bayinya yang diakibatkan dari rasa kaget atau terkejut dengan teriakan Ibunya tersebut".
Dari Fakta yang diungkapkan Lise Eliot dalam Bukunya tersebut, tentu saja dapat menjadi gambaran bahwa dengan teriakan yang spontan dan tidak banyak kalimat saja, sangat berpengaruh pada Otak anak. Apalagi pada Anak yang seringkali dimarahi dan dibentak dengan teriakan bahkan yang sangat dihindari adalah dengan kekerasan fisik. Tentu saja akan mempunyai dampak marah pada anak yang sangat negatif tentunya.
Cara Agar Tidak Mudah Marah Pada Anak
Untuk itu, sebagai Orang Tua, terutama pada Ibu, perlu mengetahui Tips Agar Ibu tidak Marah dan Tips Meredam Emosi dan Mengelola Emosi dengan baik seperti berikut ini:
Tujuannya
Lalu
dan terakhir
Cara Meminta Maaf Pada Anak
Jika memang sudah terlanjur pernah atau sering marah pada anak meskipun anak masih bayi atau balita, kita sebagai Orang tua bisa saja meminta maaf pada anak, sebab tidak hanya anak yang harus meminta maaf pada orang tua, cara meminta maaf pada anak seperti berikut ini
Tidak perlu gengsi sebagai Orang tua untuk meminta maaf pada Anak, agar Anak kita menjadi Pribadi yang pemaaf juga tentunya ya. Dan sebaiknya sejak dini dihindari Terus marah pada anak dengan menerapkan cara mengelola emosi dengan baik tersebut. Walaupun tidak hanya itu permasalahan dalam keluarga, apalagi keluarga baru, bisa saja terjadi Konflik antara Menantu dan Mertua yang menjadi konflik legendaris yang bisa disimak pada artikel Tips Meredam Konflik Legendaris Menantu dan Mertua